Sebenarnya saya bukan dengan sengaja menge- post tulisan ini. Tapi lebih kepada perihal iseng. Taukah anda? Ini merupakan salah satu tugas Pengantar Ilmu Komunikasi mengenai tahapan adaptasi budaya. Namun, mengapa saya iseng?
Jawabannya mudah. Ini karena saya merasa bahwa ada yang harus dibagikan kepada orang lain. Ada sebuah pencerahan, penjelasan, kenapa sih seseorang dapat terjangkit "culture shock"? Kenapa sih adaptasi terasa begitu berat? Apa sih yang harus diperbuat?
Jawabannya mudah. Ini karena saya merasa bahwa ada yang harus dibagikan kepada orang lain. Ada sebuah pencerahan, penjelasan, kenapa sih seseorang dapat terjangkit "culture shock"? Kenapa sih adaptasi terasa begitu berat? Apa sih yang harus diperbuat?
Yah setidaknya ada hal yang dapat kita peroleh. Mengapa ada komunitas- komunitas homo dan lesbi? Mengapa kita dapat berubah dari glamor ke sederhana atau bahkan sebaliknya? Mengapa twitter dan media- media jejaring sosial berkembang begitu pesat hingga menjamur dan bahkan membudaya? Mengapa semua orang seolah terkena demam Blackberry?
Alasannya hanya satu menurut saya, bahwa ini semua berasal dari suatu hal yang pasti kita lakukan: ADAPTASI
Ini hanya sebuah ulasan dengan sebuah contoh berdasarkan teori dari ahli komunikasi, saya hanya mencoba mengkaitkannya dengan sebuah film yang menurut saya, sangat merepresentasikan tahapan adaptasi ini secara gamblang, jelas dan ringan. Have a quality time to read it, pals :)
Theory: Stages of Adaptation in a New Environment
Communication and Human Behavior
Ruben- Stewart Page 342
Tahapan pertama, disebut dengan “honeymoon”. Honeymoon merupakan periode ketika individu- individu menyesuaikan diri ke dalam suatu budaya baru dikarenakan ketertarikan mereka pada kebaruan sebuah kebudayaan dan lingkungan atau situasi yang baru.
Tahapan kedua, disebut dengan “frustration”. Frustration datang ketika kemenarikan dan segala kebaruan yang ada sering berubah menjadi kekesalan, kecemasan sebagai kenyataan dari hidup dalam sebuah lingkungan yang tidak familiar dan keadaan menjadi semakin nyata.
Tahapan ketiga, disebut dengan “readjustment”. Memperbaiki awal proses penyesuaian sebagai individu yang mengembangkan jalan mengatasi kesulitan bagi kekesalan dan tantangan atas situasi yang baru.
Tahapan keempat, disebut dengan “resolution”, penyesuaian kembali berlanjut dengan beberapa hasil, yaitu:
- Full Participation
Banyak individu yang mendapatkan kembali keseimbangan dan kenyamanannya, mengembangkan hubungan yang berarti dan apresiasi budaya barunya.
- Accommodation
Individu- individu lain tidak dapat dengan penuh menerima kebudayaan baru tetapi menemukan jalan untuk mengatasi kesulitan dengan cara yang memadai untuk tujuan- tujuan mereka.
- Fight
Secara sederhana menemukan jalan untuk memberi yang terbaik dari hal tersebut walau dengan ketidaknyamanan pribadi dan tekanan.
- Flight
Beberapa dari mereka tidak dapat mencapai level penyesuaian dan menemukan satu- satunya alternatif adalah dengan mundur dari situasi tersebut.
Ketika individu- individu sedang menyesuaikan diri dengan kebudayaan dan masyarakat baru, ribuan mil dari rumah, dimana geografis, iklim, ritual, adat, gaya hidup dan bahasanya tidak familiar, tanpa ada teman dan tak ada kesempatan untuk pulang kembali ke rumah untuk beberapa tahun, adaptasi kebudayaan mungkin menjadi sangat intens dan menjadi pengalaman yang penuh dengan tekanan.
Dinamika adaptasi yang sama juga terjadi di keadaan yang lebih umum. Ketika kita pindah dari suatu daerah ke daerah lainnya, memasuki suatu hubungan baru, memulai sebuah pekerjaan baru, berpindah serumah dengan teman sekamar yang baru, kita mungkin melalui tahapan- tahapan adaptasi seperti penyesuaian terhadap orang- orang baru, harapan- harapan baru, simbol- simbol yang baru dan realita kebudayaan yang ada.
Sering, entusiasme di negara baru, komunitas, pekerjaan,organisasi, hubungan dan situasi membuat kita menjadi frustasi, kecewa dan depresi, sebagaimana kenyataan yang ada bahwa situasi baru yang ada itu tidak seperti yang kita bayangkan. Secara kontinu, kita mulai untuk beradaptasi, sebagaimaa kita memeriksa kembali harapan- harapan kita. Megembangkan pemahaman baru, dan menerapkan keahlian yang penting untuk mengatasi kesulitan dengan hubungan baru maupun lingkungan. Dalam beberapa kenyataan, kita menyesuaikan sepenuhnya, di sisi lain, kita memberi perlakuan yang menyatakan kesetujuan tapi tak pernah benar- benar menjadi nyaman.
Terkadang ketahanan kita pada situasi tertentu sangatlah penting. Dalam beberapa kasus, individu- individu mungkin tak dapat melanjutkan dan memutuskan untuk mundur.
Mau tau contohnya, just read the part II! Enjoy ;)
Komentar
Posting Komentar