Langsung ke konten utama

“Satpam” Rel Pintu Barel

Hiruk pikuk kawasan Universitas Indonesia di tiap pagi hari memang sesuatu yang kasat mata dan menjadi rahasia publik. Sesuai hari- hari kuliah, dapat dipastikan bahwa dari gerbang utama Universitas Indonesia , jalanan menjadi satu arah menuju ke dalam lingkungan kampus. Terlepas dari pengendara mobil, sepeda motor, maupun bus kuning yang mengantarkan mahasiswa- mahasiswa untuk menuntut ilmu, ada pula para pejalan kaki yang merupakan mahasiswa dan dosen yang akan memulai rutinitasnya. 

                Tiap pagi hari, saya ke kampus melewati rel kereta dan pintu barel. Adakah yang bingung? Mungkin ada pertanyaan yang langsung melayang, bukankah pintu tersebut telah ditutup oleh pihak kampus?. Ya, secara formal memang pintu ini ditutup oleh pihak kampus, walaupun melewati berbagai perundingan, permohonan, pihak kampus tetap tidak membuka pintu tersebut. Atas inisiatif warga di sekitar pintu tersebut, ada bagian dari pagar yang dibuka untuk lalu lintas keluar masuk wilayah kampus. Hal ini didukung oleh para mahasiswa yang juga diuntungkan dengan inisiatif warga tersebut karena tidak perlu memutar lewat stasiun. 



                Ada yang berbeda di rel kereta api dekat pintu barel tersebut. Telah beberapa kali saya amati ada pos jaga, yang dilengkapi dengan palang lintasan, serta kotak yang bertuliskan ‘donatur pintu barel’. Ada seorang bapak yang duduk disana, memberi aba- aba kepada pejalan kaki, untuk terus ataukah berhenti karena ada kereta yang lewat. Tiap harinya ia menjaga pos tersebut dan istirahat pada siang hari, bergantian dengan orang lain yang lebih muda. 

                Saya hanya bingung, alasan apa yang menyebabkan beliau bersedia menjadi ‘satpam’ rel pintu barel.  Ternyata, ada beberapa hal yang menjadi alasan keterlibatannya menjadi penjaga pintu barel ini. Pertama, semula memang banyak kecelakaan yang menyebabkan sejumlah nyawa melayang. Hal ini karena kurang waspadanya para pejalan kaki. Selain itu, dikarenakan banyak warung dan tempat fotokopi di daerah tersebut, maka ketika pintu barel ditutup, warga sekitar mengalami kerugian.  Atas alasan- alasan tersebut, dibuatlah pos jaga dan palang lintasan manual. Nah, atas inisiatif inilah diperlukan orang untuk menjaga rel ini. Ada uang dari donatur pintu barel yang digunakan untuk membenahi pos jaga, palang lintasan, dan papan kecil yang menghubungkan pintu dengan trotoar. Sebenarnya, masih banyak hal yang bisa beliau lakukan dalam kesehariannya. Namun, semata- mata agar keselamatan pejalan kaki lebih terjamin dan menjaga aktivitas dagang warung- warung di sekitar pintu tersebut.

Terima kasih, Pak! (RAF)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kahlil Gibran: Jiwa Penari Ada di Sekujur Tubuhnya

Photo Credit: Putri Soesilo Di sebuah malam, seorang penari wanita dan pemusik dari Birkasha datang ke istana pangeran. Mereka diizinkan untuk masuk. Mulailah penari itu menari dengan iringan bunyi alat musik kecapi, siter dan seruling. Beberapa tarian yang dibawakan adalah tarian pedang, tarian api, dan tarian lembing. Tak lama kemudian, ia turut membawakan tarian angkasa dan bintang, disambung dengan tarian kembang yang mempesona. Semua tarian telah selesai dibawakan oleh sang penari. Kemudian ia berdiri menghadap sang pangeran dan membungkuk memberi hormat. Pangeran tersebut bertanya," Wanita cantik, putri yang anggun nan ceria, dari mana engkau menyerap seluruh ilham kesenianmu? Bagaimana pula engkau dapat menguasai segala unsur irama serta puisi?" Penari tersebut kemudian membungkuk lagi. Selang kemudian ia menjawab,  "Baginda yang mulia dan berdaulat, saya tidak dapat menjawab pertanyaan Baginda. Hal yang saya ketahui hanyalah:  Jiwa ahli f...

My Agro- Recreation

Hi fellows. I actually didn't plan to have any recreation, but my father wanted me to accompany him on an occasion like visiting an agro- recreation place in Banguntapan, Yogyakarta a week ago. You have to visit there someday. Look at the flowers, dear ♥ I made a poem and in my real opinion, it was so hard to make this poem, but may be it would express how much i love this place: turun dari tempatku semula, bahkan tak terbayang segores pun tentang : " what will i do there?" "what will i probably capture?'" "what will i get and what will i learn?" sekejap. selangkah demi selangkah tak ada yang buat mataku berhenti memandang mengagumi memuji men- capture segala yang kulihat. naluri berkata= i hearth the earth and this place is such a little path of the earth You Rock, Almighty. There are too many things that i loved. The smell of the air, the view from any sight was really natural, i bet my rabbits love to stay here, i imagine how they run and play ...

Paulo Coelho in Aleph: Bridging The Past & The Future!

Paulo Coelho is tremendously a good writer. His writings about The Zahir always inspires me enough about relationship between two people, especially about love. I can guarantee, his book readers can go along with me. A journey of life is a good term to simplify all the moments happened in whole life. You see sometimes a person can be in the top or peak of life. Sometimes, he or she feels like there is a gap between the expectation and the reality. Somehow, we miss something in our life then we desperately don't know what it is actually. Until, we somehow go crazy about it and feel guilty for everything because we just stuck in the place we stand and go nowhere. This time, by Aleph, Paulo Coelho tried to persuade us to just simply decide and move on. In the time where we just think, when we just keep mourning, let the present can analyze what the best act to change the past and bring a change to future. Well, though we have tried to delete the actions we did at the pas...